Saya sependapat dengan artikel
Bapak di atas. Pelajar muda (peserta didik) memiliki hak untuk menentukan apa
yang mereka inginkan. Orang dewasa (guru) tidak dapat memaksakan kehendak
kehidupan mereka kepada peserta didik, karena hal ini tidak sesuai dengan
prinsip pembelajaran inovatif, yang mana seiring dengan kemajuan teknologi dan
informasi dewasa ini, merupakan inovasi model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran matematika. Matematika adalah diri peserta didik itu sendiri. Peserta didik mempunyai hak untuk mengembangkan
pemikiran serta kreatifitas mereka dalam
proses pembelajaran matematika, dimana suatu masalah matematika dapat
diselesaikan dengan kegiatan diskusi yang tentunya didampingi dan diarahkan
orang dewasa (guru). Adanya kemajuan teknologi dan informasi sesuai dengan
perkembangan zaman, sangat mendukung terciptanya suasana pembelajaran inovatif.
Peserta didik tidak pasif seperti dalam pembelajaran tradisional yang sampai
sekarang masih banyak diterapkan oleh sebagian besar guru, dimana siswa hanya
mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan sang guru, namun dalam
pembelajaran inovatif siswa dituntut untuk aktif, mengeksplorasi ide-ide yang
ada di dalam pemikiran mereka. Guru sebagai fasilitator mendampingi peserta
didik, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyenangi
matematika itu sesuai dengan keinginan setulus hati dari peserta didik. Dengan
adanya kemajuan teknologi dan informasi, guru ataupun siswa lebih dimudahkan
dalam mengembangkan inovasi pembelajaran matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar