Selasa, 14 Mei 2013

Refleksi "Elegi Ritual Ikhlas 22: Perkelahian Keburukan dan Kebaikan"


Elegi Perkelahian Keburukan dan kebaikan tersebut begitu menarik dan penuh makna. Empat hal yang merupakan kebaikan yaitu: pertama, sifat malu kepada laki-laki itu baik, tetapi sifat malu pada perempuan itu lebih baik; kedua, sifat adil pada setiap orang itu baik, tetapi sikap adil dari seorang pemimpin itu lebih baik; ketiga, orang tua bertaubat itu baik, tetapi orang muda bertaubat itu lebih baik; keempat, sifat pemurah orang kaya itu baik, tetapi sifat pemurah orang miskin itu lebih baik. Kemudian empat hal yang merupakan keburukan yaitu: pertama, dosa yang diperbuat oleh orang muda itu buruk, tetapi dosa yang diperbuat orang tua itu lebih buruk lagi; kedua, sibuk urusan dunia oleh orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sibuk urusan dunia oleh orang pintar; ketiga, malas beribadah bagi orang bodoh itu buruk, tetapi lebih buruk lagi malas bagi orang pintar; keempat, sombongnya orang kaya itu buruk, tetapi lebih buruk lagi sombongnya orang miskin.
Kita sebagai manusia hendaknya tidak berperilaku sombong karena segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah, Tuhan semesta alam. Manusia begitu kecil di hadapan Allah. Hendaknya kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang selalu mencurahkan rahmat-Nya kepada kita. Kebaikan dan keburukan merupakan dua hal yang sangat kontradiktif. Di dalam artikel keburukan bersikukuh terhadap pendiriannya. Namun pada akhirnya mengaku kalah kepada kebaikan. Allah memerintahkan kita agar berlomba-lomba dalam kebaikan. Manusia memang tidak akan luput dari kesalahan. Namun, hendaknya kita senantiasa berusaha memperbaiki diri kita dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Memohon ampun atas kesalahan yang dilakukan kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun. 

Tidak ada komentar: