Selasa, 14 Mei 2013

Refleksi 'Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?’


Artikel ‘Forum Tanya Jawab 63: Bagaimana Siswa Bisa Menentukan Kurikulum?’ begitu menginspirasi. Apa yang telah diuraikan di dalam artikel dapat kita jadikan gambaran untuk melakukan perubahan di dalam sistem pendidikan di Indonesia. Di Indonesia, kurikulum diartikan sebagai suatu garis besar rencana implementasi pendidikan yang disusun oleh Pemerintah melalui para pakarnya. Namun di Negara Inggris, kurikulum itu juga dapat diartikan langsung dalam konteks kelas (kurikulum tingkat sekolah) atau hampir seperti RPP. Inggris menganut sistem pendidikan desentralisasi dimana kurikulum itu adalah urusan sekolah masing-masing.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Di Inggris kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan siswanya bahkan siswa-siswa dapat meminta pembelajaran sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pembelajaran matematika di Inggris menganut pada waktu yang berbeda, berbeda-beda siswa, mempelajari matematika yang berbeda, dengan kecepatan dan kemampuan yang berbeda, dengan hasil yang boleh berbeda pula. Sedangkan di Indonesia, untuk waktu yang sama, berbeda-beda siswa, dituntut mempelajari matematika yang sama, dengan hasil yang harus sama, yaitu sama dengan yang dipikirkan oleh gurunya. Sungguh hal ini sangat bertolak belakang. Di Indonesia siswa masih dijadikan objek pembelajaran, padahal harusnya siswa adalah subjek pembelajaran. Kita hendaknya dapat melakukan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. LKS sangat penting untuk melayani kebutuhan siswa yang berbeda-beda. LKS itu bukan sekedar kumpulan soal akan tetapi sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan prestasi dengan mengeksplor kemampuan dari diri masing-masing siswa. Semoga sistem pendidikan di Indonesia semakin baik untuk ke depannya dan guru-guru semakin kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan pembelajaran.



Tidak ada komentar: